Showing posts with label Achievement. Show all posts
Showing posts with label Achievement. Show all posts

Sebut Saja Diet

Kamu gendutan ya sekarang.
Kamu kan dari dulu emang gemuk. Ga akan bisa kurus.

Yak, itu kalimat yang sering saya terima dari sekitar bulan April tahun 2018 (setelah kembali stay di Bandung) sampai Oktober tahun 2019.
Sebenarnya dari dulu ga terlalu mikirin kalimat tentang "gemuk" itu. Tapi setelah tahu body shaming,  jadi agak risih. Tanpa disadaripun, saya pernah bilang seperti itu ke teman lain (mohon maaf ya). Jadi kena dampaknya.

Selama dibilang seperti itu pula, saya berjuang untuk bisa menerapkan gaya dan sehat. HIDUP SEHAT, bukan DIET.

source: google.com

Dimulai sekitar bulan Juli 2018 saya mulai coba joging di lapangan. Sebelumnya saya lebih giat sepedaan. Tapi katanya lebih bagus joging, buat ngatur nafas juga. Nah karena saya ga pernah olahraga lari ataupun joging, awal joging hanya 500 meter. Bulan berikutnya 1 KM, bulan berikutnya 1.5 KM dan bulan-bulan berikutnya sejauh 2 KM. Saya tekuni joging itu selama 3x dalam seminggu. Tapi berat badan ga turun. Frustasi? Enggak. Cuma ke badannya lebih berasa segar aja. Iyalah, biasa depan laptop doang. Jarang gerak. Ternyata, pola makan saya yang masih belum sehat.

Oke, setelah 8 bulan berjalan. Saya mencoba untuk mengubah pola makan. Tapi GAGAL. Saya masih belum bisa ngontrol makanan yang dikonsumsi.
Saya tidak putus asa. Pertengahan Oktober 2019 cari-cari tau tentang dokter gizi di Bandung. Ketemu yang reviewnya bagus, lalu saya mendatangi dokter gizi tersebut di Bandung. Namanya dr. Kunkun Wiramiharja.
Kok sampai ke dokter gizi? Iya, saya ingin serius merubah pola hidup dan saya rasa konsultasi dengan dokter gizi itu solusi terbaik.

Hari pertama kali saya datang, saya diminta untuk mengisi data diri, diukur tinggi badan dan berat badan secara terperinci dan cek tensi. Hasilnya? Sudah pasti Overweight. Begitu konsultasi, dokter menerangkan hasil timbangan berat badan saya, yang di dalamnya tercatat berat lemak, berat otot, kadar air, dan umur organ tubuh saya. Kata dokter, berat lemak saya itu setara dengan 13 kaleng blueband dan berpengaruh buruk terhadap tubuh. Bahkan hasil dari pengukuran timbangan badan menunjukkan bahwa usia organ tubuh saya 25 tahun lebih tua dari usia saya. Pantes gampang capek, badan ga enak. Ternyata usia organ tubuh saya seumur orang tua saya. Tapi kayaknya kalau beberapa bulan ke belakang ga pernah olahraga, usia organ tubuh saya bisa > 25 tahun, lebih tua.
Okesip, semakin bulat tekad saya untuk merubah pola dan gaya hidup setelah mendengar penjelasan dokter.
Langkah paling penting, gimana caranya untuk merubah pola dan gaya hidup sehat. Seperti yang sudah diajarkan dalam Al-Qur'an. Anyway, selama saya ketemu dengan dokter, baru kali ini dikasih dari sisi Islam, plus dalil-dalilnya.
  1. Makan dengan tidak berlebihan
  2. Mengkonsumsi makanan sesuai jadwal
  3. Memperhatikan komposisi bahan makanan, seperti nasi, protein nabati dan hewani, sayuran serta buah-buahan
  4. Memperhatikan porsi makanan
  5. Melakukan aktivitas fisik
Saya diberi porsi makan oleh dokter, kayak gini :
  1. Nasi 100 gram
  2. Protein Nabati 50 gram
  3. Protein Hewani 50 gram
  4. Sayuran: 2 - 3 sdm (tumis), 100 gram (kuah)
Sempat mikir, kok sedikit bgt, ga akan lapar, lemas atau lainnya?

Nah, hari pertama saya menjalani resep dokter, yang saya rasakan itu lemas dan pusing. Mungkin badannya kaget. Tapi lama kelamaan, saya merasa kenyang walau porsinya sedikit.

Ke dokter, saya hanya tahan sebulan. Kok sebentar? Iya, saya niat ke dokter hanya supaya bisa mengontrol makanan dan menerapkan pola & gaya hidup sehat.

Sekarang alhamdulillah jarang merasakan cepat capek (kecuali memang aktifitas berlebihan) dan nafas lebih teratur. 

*fotonya menyusul ya :D
Share:

When Dreams Come True

Sudah berapa banyak mimpimu yang tercapai di tahun ini?
Semangat terus ya! Kamu pasti bisa menggapainya.
Jangan lupa sertakan doa juga agar semesta mendukung.
Di tulisan ini saya akan menceritakan tentang mimpi yang saya gapai. Tentu ada rintangan dalam menggapainya. Tapi itu biasa. Semua akan indah pada waktunya. Ceileh ~

Pada awal tahun 2019, saya menambahkan beberapa mimpi di dream board yang tertempel di dinding kamar tidur saya. Diantaranya adalah Bali dan mempunyai Fotografer. Walau bagi sebagian orang, ke Bali itu memang tujuan wisata. Tapi bagi saya, ke Bali itu adalah impian. Setelah melihat Patung Garuda Wisnu Kencana yang diresmikan pada 22 September 2018 lalu dengan tinggi 120,9 meter. WAW it’s amazing, melebihi tinggi Patung Liberty di New York sana.

Setelah menempel dua mimpi diatas, terlintas dipikiran saya "kalau ke Bali bawa fotografer, hasil foto-fotonya pasti keren. Tapi transport dan akomodasi jadi double. Harus bayar fotografernya pula. Aduh gimana yaa". Alhasil, saya putar otak memikirkan gimana caranya ke Bali dengan membawa fotografer. Karena sepertinya mustahil bagi saya. Tapi saya yakin, usaha akan membuahkan hasil.

Waktu berjalan.. hingga tiba di bulan Maret. Yeay alhamdulillah dapat project selama 6 bulan dengan dibayar perbulan, rasanya senang sekali. Bisa ngumpulin uang, lalu bisa ke Bali dengan bawa fotografer. Etapiii.. tidak semudah itu pasti ada rintangannya (rintangan saya ceritakan terpisah).

Hmm.. Project mulai di awal bulan April. Saya fokus dulu pada project, supaya bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Ketika bulan Juni setelah lebaran, saya baru memikirkan mimpi lagi. Itupun sempat berubah pikiran ingin ke Luar Negeri setelah mencari tau kalau ternyata harga tiket pesawat ke Bali lebih mahal daripada ke Luar Negeri. Hehe. Tapi setelah ingat mimpi, saya putar otak lagi tentang Bali dan fotografer. Dan ternyataaaa pas lihat tabungan di bulan berikutnya.. Alhamdulillah bisa ke Bali dan ngajak fotografer. Bahagia dan senang sekali rasanya saya bisa mencapai impian. Yeay!
Oia, fotografernya teman sendiri. Kenal sewaktu beliau jadi tim dokumentasi acara outing kantor. Mungkin karena sama-sama orang Sunda, jadi cepat akrab dan ngobrolnya nyambung. Halah, gak juga sih. Gimana orangnya aja itu mah. Nah kan Sundanya keluar :D

Rencana berangkat di bulan Oktober (setelah project selesai), saya pesan transport dan akomodasi sekitar bulan September. Karena saya bawa orang untuk pergi nanti, jadi harus konfirmasi tanggal keberangkatan biar ga bentrok.
Yeay, I’m Lucky Girl! Ketika saya akan memesan tiket pesawat dan hotel, muncul notifikasi kalau ada promo diskon untuk tiket pesawat dan hotel. Padahal saya tidak pernah menggunakan aplikasi tersebut, hanya rajin membuka aja. Alhamdulillah.. jadi saya dapat murah untuk 4-Star Airlines dan hotel bintang 3.

Singkat cerita, project selesai dan Oktober pun tiba. Rasanya ga sabar untuk liburan. Ya liburan. Bukan traveling. Karena semuanya sudah terjadwal. Tujuan kami ke Garuda Wisnu Kencana (GWK) dan Starbucks Reserve Dewata. Starbucks terbesar se-Asia Tenggara. Aje gile, ke Bali Cuma ke GWK dan Starbucks kata teman dekat saya. I don’t care. It’s about dream. Ada kepuasan tersendiri ketika kita bisa menggapai mimpi tersebut.

Waktu yang ditunggu-tunggu untuk ke Balipun tiba. Kami berangkat dari Soekarno Hatta International Airport, Cengkareng Jakarta. Penerbangan siang hari. Begitu sampai di Bali, kami menuju hotel. Mandi dan lain-lain lalu mencari makan. Ketika melihat jam, hampir waktunya sunset. Kami segera bergegas menuju pantai. Tadinya mau cari sunset. Tapi karena jalanan menuju pantainya agak macet, jadinya ga dapet sunset. Tapi saya ga kecewa, karena tetap mengejar mimpi. Ke GWK dan Starbucks.

Esoknya, kami punya waktu 1 hari full. Karena lusa siang, sudah harus terbang lagi ke Jakarta. 1 hari full itu kami manfaatkan untuk ke Starbucks dan GWK. By the way, ini saya ceritakan di GWK dulu ya. Yang Starbucks nyusul.

Kami on the way ke GWK sekitar jam 12 siang tengah hari. Demi ingin lihat tari kecak di sore hari dan tari kesenian lainnya di Amphitheater yang berjadwal 1 jam sekali. Begitu tiba di GWK, tari Nusantara yang pertama kami lihat. Padahal ketika tiba di GWK, kami sudah lapar. Tapi karena terlalu antusias, kami nonton dulu. Untung durasinya hanya 30 menit. Jadi sehabis itu, kami makan siang lalu berencana shalat. Tapi ketika akan shalat, terdengar suara musik dari Amphitheater. Kami segera lari kesana dan ternyata jadwalnya tari Barong Keris. Setelah selesai, fotografer saya bilang "shalat dulu ya, baru nanti muter ke patung. Biar fotonya bagus. Matahari udah ga terlalu diatas".

Setelah puas melihat tari kesenian, kami memasuki area patung-patung. Yang pertama itu Plaza Wisnu. Sebelum ada patung GWK yang baru, ramenya di Plaza Wisnu sini. Oh iya, mungkin karena panas terik tengah hari, jadi bebas untuk berfoto ria 
–sepi.
Plaza Wisnu

Sehabis dari Plaza Wisnu, kami harus menuruni tangga untuk ke patung berikutnya. Sesuai petunjuk arah. Btw, itu masih jauh loh ke Patung GWK yang baru. Tapi karena tinggi banget, jadi terlihat dekat.

Tempat patung berikutnya adalah Plaza Garuda. Disitu ada patung Garuda dan telurnya.
Nah saya foto di keduanya. Biar anglenya dapet :D

Kemudian kami terus jalan ke arah Patung GWK. Disitu tertulis 600 langkah. Waduhhh, berarti lumayan. Tapi gak apa-apa. Demi melihat patung GWK. Ternyata eh ternyata, dekat loh. Cuma ya harus nanjak ketika akan ke patung GWK. Jadi berasa jauh dan capek. Tapi semua itu terbayarkan ketika sudah tiba di depan Patung GWK. Amazing! Besar, tinggi dan megah banget. Ternyata juga, ruangan bawahnya itu aula. Kita bisa masuk ke sana. Kalau tidak salah, ada tournya juga di GWK Statue ini. Tapi saya tidak cari infonya :D
GWK Statue

Selamat Datang Viska.
Eh Selamat Datang di Aula GWK Statue

Yeay alhamdulillah akhirnya terwujud juga untuk melihat Patung GWK dengan membawa fotografer. Gak sia-sia ngerjain project 6 bulan walau dengan banyak rintangan, kemudian ngumpulin uang. Semua itu saya lakukan demi mimpi.

Btw, ini ada behind the scene saya dengan fotografernya loh :D

When Dreams Come True 
Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali dan Fotografer 

Oke, segitu saja tulisan tentang GWKnya. Sampai ketemu di tulisan berikutnya!
Share:

Pencapaian Pertama

Halo. Akhirnya bisa nulis lagi setelah 5 bulan tidak ada tulisan.

Oke, ini lanjutan dari postingan sebelumnya tentang anak Kuliahan. Jadi, ini pencapaian pertama saya di masa kuliah.

source: google.com

Waktu itu, saya merasa bosan ketika semester 3. Bosan dibilang bukan anak gaul karena paling ga mau diajak ke mall dan nonton bioskop, cuma buku kuliah yang dibaca, handphone cuma bisa nerima sms dan telepon, dan lainnya. Hmm *menghela nafas panjang* okee, karena orang lain tidak tahu apa yang saya rasakan dan apa yang sedang saya perjuangkan.

Ketika itu, saya rajin membeli koran Kompas hari Sabtu karena ada iklan lowongan kerja. Yang pada akhirnya, saya melamar Operator Warnet. Alhamdulillah dipanggil interview dan diterima. Lokasi warnetpun berada tidak jauh dari tempat kuliah dan jam menjaga warnetnya mengikuti jam kosong perkuliahan saya. Jadi bisa disesuaikan.

Saya digaji perminggu dengan bayaran 20.000/hari. Jadi kalau dalam seminggu hanya 3x jaga warnet, ya hanya dapat 60.000. Tapi keuntungannya adalah bisa selalu online mIRC dan Yahoo Messenger untuk menambah relasi.
Tapi saya hanya bertahan 3 bulan sebagai OP warnet. Karena warnet tersebut gulung tikar. Baik, saya fokus kuliah lagi karena akan Kerja Praktek (KP).

Di tempat KP, saya fokus bereksplor pada PHP. Selain saya lebih senang mendesain website, saya gemar coding. Hingga suatu hari, ada teman lama menghubungi via YM dan menawarkan project membuat e-Learning untuk sekolah. Saya sanggupi dengan deadline 3 bulan.

3 bulan berjalan. Saya memperlihatkan hasil e-Learning yang sudah saya kerjakan. Tanpa disangka, ternyata yang membutuhkan aplikasi tersebut butuh untuk 6 sekolah. Jadi, dapat bayaran dari tiap sekolah. Yeay alhamdulillah dapat $3.000 USD. Dan itu pencapaian pertama saya.

Keesokan harinya saya beli handphone blackberry dimana teman-teman saya sudah memakai blackberry terlebih dahulu— yang harganya cukup tinggi. Tapi gak apa-apa, sekali-kali menyenangkan diri sendiri. Sisa uangnya ditabung.
Setelah membeli handphone, saya menulis beberapa mimpi. Mimpi ya, bukan cita-cita. BEDA. Karena mimpi bisa tidak terwujud dan tidak tercapai, sedangkan cita-cita harus tercapai dan terwujud.

OK, ini perjuangan dan pencapaian pertama saya ketika kuliah. Sampai jumpa di cerita berikutnya!
Share: