Sudah berapa banyak mimpimu yang tercapai di tahun ini?Di tulisan ini saya akan menceritakan tentang mimpi yang saya gapai. Tentu ada rintangan dalam menggapainya. Tapi itu biasa. Semua akan indah pada waktunya. Ceileh ~
Semangat terus ya! Kamu pasti bisa menggapainya.
Jangan lupa sertakan doa juga agar semesta mendukung.
Pada awal tahun 2019, saya menambahkan beberapa mimpi di dream board yang tertempel di dinding kamar tidur saya. Diantaranya adalah Bali dan mempunyai Fotografer. Walau bagi sebagian orang, ke Bali itu memang tujuan wisata. Tapi bagi saya, ke Bali itu adalah impian. Setelah melihat Patung Garuda Wisnu Kencana yang diresmikan pada 22 September 2018 lalu dengan tinggi 120,9 meter. WAW it’s amazing, melebihi tinggi Patung Liberty di New York sana.
Setelah menempel dua mimpi diatas, terlintas dipikiran saya "kalau ke Bali bawa fotografer, hasil foto-fotonya pasti keren. Tapi transport dan akomodasi jadi double. Harus bayar fotografernya pula. Aduh gimana yaa". Alhasil, saya putar otak memikirkan gimana caranya ke Bali dengan membawa fotografer. Karena sepertinya mustahil bagi saya. Tapi saya yakin, usaha akan membuahkan hasil.
Waktu berjalan.. hingga tiba di bulan Maret. Yeay alhamdulillah dapat project selama 6 bulan dengan dibayar perbulan, rasanya senang sekali. Bisa ngumpulin uang, lalu bisa ke Bali dengan bawa fotografer. Etapiii.. tidak semudah itu pasti ada rintangannya (rintangan saya ceritakan terpisah).
Hmm.. Project mulai di awal bulan April. Saya fokus dulu pada project, supaya bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Ketika bulan Juni setelah lebaran, saya baru memikirkan mimpi lagi. Itupun sempat berubah pikiran ingin ke Luar Negeri setelah mencari tau kalau ternyata harga tiket pesawat ke Bali lebih mahal daripada ke Luar Negeri. Hehe. Tapi setelah ingat mimpi, saya putar otak lagi tentang Bali dan fotografer. Dan ternyataaaa pas lihat tabungan di bulan berikutnya.. Alhamdulillah bisa ke Bali dan ngajak fotografer. Bahagia dan senang sekali rasanya saya bisa mencapai impian. Yeay!
Oia, fotografernya teman sendiri. Kenal sewaktu beliau jadi tim dokumentasi acara outing kantor. Mungkin karena sama-sama orang Sunda, jadi cepat akrab dan ngobrolnya nyambung. Halah, gak juga sih. Gimana orangnya aja itu mah. Nah kan Sundanya keluar :D
Rencana berangkat di bulan Oktober (setelah project selesai), saya pesan transport dan akomodasi sekitar bulan September. Karena saya bawa orang untuk pergi nanti, jadi harus konfirmasi tanggal keberangkatan biar ga bentrok.
Yeay, I’m Lucky Girl! Ketika saya akan memesan tiket pesawat dan hotel, muncul notifikasi kalau ada promo diskon untuk tiket pesawat dan hotel. Padahal saya tidak pernah menggunakan aplikasi tersebut, hanya rajin membuka aja. Alhamdulillah.. jadi saya dapat murah untuk 4-Star Airlines dan hotel bintang 3.
Singkat cerita, project selesai dan Oktober pun tiba. Rasanya ga sabar untuk liburan. Ya liburan. Bukan traveling. Karena semuanya sudah terjadwal. Tujuan kami ke Garuda Wisnu Kencana (GWK) dan Starbucks Reserve Dewata. Starbucks terbesar se-Asia Tenggara. Aje gile, ke Bali Cuma ke GWK dan Starbucks kata teman dekat saya. I don’t care. It’s about dream. Ada kepuasan tersendiri ketika kita bisa menggapai mimpi tersebut.
Waktu yang ditunggu-tunggu untuk ke Balipun tiba. Kami berangkat dari Soekarno Hatta International Airport, Cengkareng Jakarta. Penerbangan siang hari. Begitu sampai di Bali, kami menuju hotel. Mandi dan lain-lain lalu mencari makan. Ketika melihat jam, hampir waktunya sunset. Kami segera bergegas menuju pantai. Tadinya mau cari sunset. Tapi karena jalanan menuju pantainya agak macet, jadinya ga dapet sunset. Tapi saya ga kecewa, karena tetap mengejar mimpi. Ke GWK dan Starbucks.
Esoknya, kami punya waktu 1 hari full. Karena lusa siang, sudah harus terbang lagi ke Jakarta. 1 hari full itu kami manfaatkan untuk ke Starbucks dan GWK. By the way, ini saya ceritakan di GWK dulu ya. Yang Starbucks nyusul.
Kami on the way ke GWK sekitar jam 12 siang tengah hari. Demi ingin lihat tari kecak di sore hari dan tari kesenian lainnya di Amphitheater yang berjadwal 1 jam sekali. Begitu tiba di GWK, tari Nusantara yang pertama kami lihat. Padahal ketika tiba di GWK, kami sudah lapar. Tapi karena terlalu antusias, kami nonton dulu. Untung durasinya hanya 30 menit. Jadi sehabis itu, kami makan siang lalu berencana shalat. Tapi ketika akan shalat, terdengar suara musik dari Amphitheater. Kami segera lari kesana dan ternyata jadwalnya tari Barong Keris. Setelah selesai, fotografer saya bilang "shalat dulu ya, baru nanti muter ke patung. Biar fotonya bagus. Matahari udah ga terlalu diatas".
Setelah puas melihat tari kesenian, kami memasuki area patung-patung. Yang pertama itu Plaza Wisnu. Sebelum ada patung GWK yang baru, ramenya di Plaza Wisnu sini. Oh iya, mungkin karena panas terik tengah hari, jadi bebas untuk berfoto ria –sepi–.
Plaza Wisnu
Sehabis dari Plaza Wisnu, kami harus menuruni tangga untuk ke patung berikutnya. Sesuai petunjuk arah. Btw, itu masih jauh loh ke Patung GWK yang baru. Tapi karena tinggi banget, jadi terlihat dekat.
Nah saya foto di keduanya. Biar anglenya dapet :D
Kemudian kami terus jalan ke arah Patung GWK. Disitu tertulis 600 langkah. Waduhhh, berarti lumayan. Tapi gak apa-apa. Demi melihat patung GWK. Ternyata eh ternyata, dekat loh. Cuma ya harus nanjak ketika akan ke patung GWK. Jadi berasa jauh dan capek. Tapi semua itu terbayarkan ketika sudah tiba di depan Patung GWK. Amazing! Besar, tinggi dan megah banget. Ternyata juga, ruangan bawahnya itu aula. Kita bisa masuk ke sana. Kalau tidak salah, ada tournya juga di GWK Statue ini. Tapi saya tidak cari infonya :D
GWK Statue
Selamat Datang Viska.
Eh Selamat Datang di Aula GWK Statue
Eh Selamat Datang di Aula GWK Statue
Yeay alhamdulillah akhirnya terwujud juga untuk melihat Patung GWK dengan membawa fotografer. Gak sia-sia ngerjain project 6 bulan walau dengan banyak rintangan, kemudian ngumpulin uang. Semua itu saya lakukan demi mimpi.
Btw, ini ada behind the scene saya dengan fotografernya loh :D
When Dreams Come True
Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali dan Fotografer
Oke, segitu saja tulisan tentang GWKnya. Sampai ketemu di tulisan berikutnya!